Kamis, 03 April 2014

MATERI METODE ILMIAH & SIKAP ILMIAH

Pengertian Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol. Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan  data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.

Sifat Metode Ilmiah

1. Efisien dalam penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, waktu).

2. Terbuka (dapat dipakai oleh siapa saja).

3. Teruji (prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan).

Pola Pikir dalam Metode Ilmiah

1.  Induktif: Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum.

2.  Deduktif: Pengambilan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus.

Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:

1.     Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran) 

2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran.

3.      Prediksi (deduksi logis dari hipotesis) 

4.      Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas).

Karakteristik Metode Ilmiah

1.  Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.

2.     Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.

3.   Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.

4.      Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

5.      Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.

Tahap-tahap kebudayaan dalam perkembangan ilmu pengetahuan

1. Mistis : yaitu tahap dimana manusia dikepung oleh kekuatan misterius. Manusia belum dapat memberi penjelasan tentang kejadian-kejadian di bumi.

2. Ontolgis : yaitu tahap dimana manusia mulai dapat menjelaskan dan memberi alasan terhadap kejadian-kejadian yang terjadi.

3. Fungsional :  yaitu tahap dimana manusia dapat mulai memanfaatkan alam sekitar untuk menunjang kehidupan mereka.

Metode Ilmiah menggabungkan cara penalaran deduksi dan induksi

1. Deduksi adalah membuat argumen baru secara bertahap yang disusun secara sistematis berdasarkan pengetahuan yang telah ada. Alatnya adalah Matematika.

2. Induksi adalah membuat argumen baru berdasarkan kebenaran korespondensi dari apa yang telah diketahui sebelumnya. Alatnya adalah Probabilitas.

Dalam membentuk suatu teori baru, diperlukan beberapa hal, yaitu

1. Data (berupa pola)

2. Penjelasan (mengapa seperti itu)

3. Selama belum ada pembuktian empiris, maka suatu penjelasan baru hanyalah sebuah hipotesa (dugaan awal)

Syarat-syarat sebuah teori:

1. Konsisten dengan teori sebelumnya (tidak berubah-ubah)

2. Harus cocok dengan fakta-fakta empiris

Langkah-langkah metode ilmiah

1. Perumusan masalah

2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis

3. Perumusan hipotesis

4. Pengujian hipotesis

5. Penarikan kesimpulan

Sikap Ilmiah
 
Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.

Sikap-sikap ilmiah meliputi:

a. Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang.
Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.

b. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.
Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.

c. Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.

d. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat.
Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.

e. Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.

f. Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.

g. Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.

h. Sikap tekun, Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan – kegiatan apabila belum selesai terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.

Sumber: 

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar