Teori Yang Berhubungan Dengan Penalaran
Pengertian Penalaran
Penalaran
(reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta
atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah
proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan.
Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman,
atau pendapat para ahli (otoritas).
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan Indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Dalam penalaran,
proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan
antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Cirri
– cirinya :
- Dilakukan dengan sadar
- Didasarkan oleh sesuatu yang sudah diketahui
- Sistematis
- Berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu
- Sifat analitik dari proses berpikirnya, sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu.
Metode
dalam penalaran
Ada
dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
1. Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan
menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan
contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan
umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis.
Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf
sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Menurut
Nisbet, Krantz, Jepson, dan Kunda (1983) berargumen bahwa penalaran induktif merupakan
aktivitas manusia dalam pemecahan masalah yang memiliki arti sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari dan berada dimana-mana. Pembentukan konsep,
generalisasi contoh-contoh, dan tindakan membuat penalaran induktif.
Generalisasi
: Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan
sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum.
Analogi
: Kesimpulan tentang kebenaran sesuatu ditarik berdasarkan gejala yang memiliki
kemiripan.
Sebab-Akibat
: Semua peristiwa harus ada penyebabnya, namun seringkali orang sampai pada
kesimpulan yang salah karena proses penarikan kesimpulan tidak sah.
2.
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa
umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali
dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi.
Metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya
perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari
media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi
sosial dan penanda status sosial.
Jenis
penalaran deduktif yaitu:
1.
Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
2.
Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang
berproposisi konditional hipotesis.
3.
Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif.
4.
Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik
dalam tulisan maupun lisan.
Sumber:
http://lailamaharani.blogspot.com/2012/10/penalaran-induktif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar